SINGKIL, HALUAN ACEH– Meski RSUD Kabupaten Aceh Singkil sudah menyandang status BLUD, yakni memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dan operasional, memungkinkan RSUD untuk lebih mandiri dan responsif dalam memberikan pelayanan tidak menjamin pelayanan kesehatan menjadi lancar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Hal ini di tandai dengan masih adanya keluhan pasien yang ingin berobat dan ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis. Namun lagi-lagi dokter spesialis tersebut tidak berada di tempat.

Salah satu pasien tersebut yakni inisial AF warga Gunung Meriah yang merasakan kecewa saat tiba di RSUD Aceh Singkil mendapati bahwa dokter penyakit dalam yang ia tuju tidak berada ditempat dan dengan enteng pihak perawat memberikan dua opsi pertama datang keesokan harinya atau di buatkan resep obat.

“Tadi saya hendak berkonsultasi serta berobat kepada dokter spesialis penyakit dalam, setelah menyelesaikan seluruh proses langsung menuju Poli penyakit dalam, di situ perawat mengatakan bahwa dokter yang di tuju tidak berada ditempat, tentu hal ini membuat saya kecewa dan langsung membatalkan rencana saya untuk berobat,” ucap AF. Senin 04 Agustus 2025.

Padahal AF mengatakan telah melakukan pendaftaran dan sidik jari serta melakukan tensi darah dan timbang berat badan ia langsung menuju ke ruang Poli penyakit dalam, namun bahasa itulah yang ia dapati.

AF sangat menyayangkan, sistem pelayanan RSUD Aceh Singkil  yang statusnya sudah BLUD masih juga belum baik dan banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan tidak adanya satupun dokter spesialis penyakit dalam berada ditempat ‘padahal sepengetahuan kami bahwa dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Aceh Singkil ada empat orang,’ ujarnya.

Selain dirinya, di waktu bersamaan ada beberapa pasien yang berasal dari kecamatan yaitu dari Singkil bahkan ada yang dari daerah Kepulauan Banyak juga merasa kecewa akan hal tersebut.

“Kami sebagai masyarakat meminta kepada Bupati untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan di RSUD Aceh Singkil karena apa yang di rasakan masyarakat sistem pelayanan masih belum memenuhi standar pelayanan operasional sebagai pelayan publik dan juga pelayanan dasar bagi masyarakat,” pintanya

Selanjutnya ia juga meminta kepada DPRK Aceh Singkil dan komisi terkait untuk terus melakukan fungsi pengawasan terhadap BLUD RSUD Aceh Singkil yang masih belum optimal dalam pelayanan sesuai harapan masyarakat.

Sementara itu, Direktur RSUD Aceh Singkil, dr Mardiana membenarkan Dokter Spesialis penyakit dalam ada empat orang, namun dua sedang sekolah dua orang lagi satu posisi dinas luar sedangkan satu yang standby berhalangan karena demam.

“Benar memang ada empat orang, dua posisi sekolah, dua yang standby yakni dr Fuji lagi di Banda Aceh ada kegiatan yang seharusnya stay yakni dr Feri namun ia pun lagi demam, makanya ruangan tidak ada dokter spesialis,” kata dr Mardiana.

Namun menurut dr Mardiana, untuk mengantisipasi kekosongan dokter di RSUD, pihak manajemen mengambil inisiatif agar dokter yang lain stay dengan tujuan agar pasien yang hendak berobat bisa terlayani.(***)